Aku Bukan Untukmu (Naomi)
Aku masih berlutut dihadapannya, menunggu jawaban atas kegalauan
hatiku. ”tolong jangan katakan itu Naomi, jangan lakukan itu lagi
padaku” batinku. Kemudian ia malah mengulangnya, senyum manis itu
kembali terbentuk disudut-sudut bibir indahnya, hanya itu. Selalu itu
yang ku dapat. Senyum itu hanya membuatku makin gundah, sungguh aku
ingin lebih dari senyummu Naomi.
Lama ku terdiam, ketika ku bangkit aku sadar ada seseorang yang
selalu menemani jatuh bangun kisah cintaku hanya untuk Naomi. Aku
menoleh ke arahnya, selalu itu juga yang ia berikan. Senyuman, tunggu
tapi senyuman ini lain. Senyuman seorang sahabat yang membuatku terus
bangkit. Tapi kali ini, senyum itu benar-benar menenangkan. Baru kali
ini aku tahu bahwa senyum itu mewakili hati yang tulus, Aqila. Aku
mendekat ke arahnya tapi hati inipun ikut mendekat, ketika senyum itu
makin merekah hati itupun seakan membuka dan mengizinkanku untuk masuk.
“Tidak, tiddak Raka, jangan. Aqila itu sahabatmu, yang tulus
menemanimu. Jangan biarkan ia menjadi pelarian hatimu yang sedang kalut.
Jangan Aqila! ” batinku.
Sejak kejadian itu, aku tak pernah lagi mendekati Naomi, meski sulit
tapi aku harus bangkit. Aku tak mau dipermainkan senyum-senyum indahnya.
Akupun mulai mengendalikan perasaanku pada Aqila, entah mengapa
kejadian waktu itu membawa hati dan perasaanku. Tapi saat ini aku belum
siap, aku takut rasa itu hanya sesaat, aku takut menyalah artikannya,
aku takut Aqila terluka.
Waktu terus berputar, hari berganti bulan. Bulan berganti tahun.
Perasaan sayangku pada Naomi telah lenyap, meski segala kecantikan masih
ada pada dirinya tapi kini hatiku telah masuk ke hati yang lain. Hati
yang tulus mencintaiku disaat aku telah mencintainya.
Aqila, maafkan aku yang telah membiarkanmu terus sembunyi di balik
perasaanmu, di balik semuanya. Aku tahu kau menahan rasa itu hanya untuk
aku-sahabatmu. Namun sungguh saat ini aku telah mencintaimu lebih dari
itu.
Raka yang dulu mati, sekarng lebih hidup dengan cintanya, Aqila hanya
Aqila. Meski saat ini Naomi telah menggantikan posisi Aqila sebagai
sahabatku, ya sahabat, tak lebih. Naomi memang dekat denganku tapi hati
ini takkan pernah dekat dengannya lagi. Aku tahu Aqila akan melepasku
untuk Naomi jika aku memintanya. Tapi aku takkan biarkan itu terjadi
terlebih untuk Aqila yang telah tulus mencintaiku. Semua ini, kedekatan
Naomi takkan mampu mengubahku untuk berhenti mencintai Aqila. Karena aku
bukan untuk Naomi.
No comments:
Post a Comment